Rabu, 31 Juli 2013

Gaya Seseorang Bicara dapat Dipengaruhi dari Lingkungannya

Terdapat sekitar 7.000 bahasa di dunia, dan bahasa-bahasa itu secara terus –menerus berkembang. Merupakan misteri mengapa bahasa-bahasa itu berubah.  Pakar antropologi, Caleb Everett, dari Universitas mengklaim telah menemukan beberapa bukti pertama bahwa lingkungan bisa mempengaruhi bagaimana seseorang bicara.

Lingkungan Mempengaruhi Gaya Bicara Seseorang

Ia mengetahui bahwa sebagian kecil bahasa-bahasa di dunia menggunakan bunyi yang disebut 'konsonan ejectif' – bunyi yang dihasilkan dengan menekan udara di bagian belakang tenggorokan.

Untuk mendengar suku kata seperti, 'kah' - tetapi tidak bernapas pada bunyi 'k' (sehingga terdengar seperti k’ah). Udara yang kita butuhkan untuk membuat bunyi itu berasal dari tekanan di tenggorokan.

Everett berteori apakah bahasa-bahasa dengan ejektif mungkin memiliki sesuatu kesamaan. Karena konsonan ejektif melibatkan penekanan udara di bagian belakang tenggorokan, ia berspekulasi dengan menyuarakan bunyi itu di tempat yang lebih tinggi – dimana tekanan udara kurang - mungkin akan lebih mudah.

Dia mencari informasi pada sekitar 600 bahasa - 92 diantaranya menggunakan konsonan ejektif - dan mulai membandingkan ketinggian di mana bahasa-bahasa itu digunakan.

Ia dengan cepat menemukan bahwa 87 persen bahasa dengan ejektif itu digunakan di dan di sekitar daerah pada ketinggian, setidaknya 1.500 meter di atas permukaan laut.

'Saya duduk di atas meja saya dan melihat data itu. Sepertinya ini berlaku di Amerika Utara, di Amerika Selatan – dan ini benar-benar berlaku di Afrika, dan di Eurasia... Benar-benar bisa diterapkan dimana-mana!''katanya.

Everet mengatakan bahwa ini adalah sebuah pengamatan yang sangat menarik: ia tidak tahu pasti apakah ketinggian tempat bisa menyebabkan bunyi-bunyi ini berkembang, atau temuan ini hanya kebetulan yang menarik.

Jika ketinggian menyebabkan bahasa- bahasa  mengembangkan lebih banyak ejektif,  mungkin karena bunyi-bunyi ini lebih mudah tercipta pada tekanan udara yang lebih rendah. Maka ini adalah bukti pertama bahwa lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan bahasa.

Everett juga berpikir apakah proses fisik dalam menciptakan bunyi-bunyi unik ini membantu pengucapnya mempertahankan kelembaban ketika mereka berbicara, mengurangi risiko dehidrasi, yang mengakibatkan penyakit karena ketinggian.

“Ini akan memiliki dampak yang cukup besar untuk perkembangan bahasa karena ini menyarankan bahwa bahasa-bahasa telah berkembang di daerah tertentu dengan membawa semacam manfaat terhadap kesehatan.”ujarnya. (VOA)

Sumber: http://www.portalkbr.com/berita/luarnegeri/2872805_4213.html
Powered by Blogger