Selasa, 07 Mei 2013

Thailand dan kekayaan budaya di dalamnya



Sejarah Kerajaan Thailand
  Kerajaan Thai (nama resmi bahasa Thai: Ratcha Anachak Thai; atau Prathēt Thai), yang lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa aslinya Mueang Thai (dibaca: "meng-thai", sama dengan versi Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di barat. Kerajaan Thai dahulu dikenal sebagai Siam sampai tanggal 11 Mei 1949. 

Kata "Thai" (ไทย) berarti "kebebasan" dalam bahasa Thai, namun juga dapat merujuk kepada suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan warga negara Thai terutama kaum minoritas Tionghoa. 
¨ Satu keunikan yang kami temukan adalah adanya kemiripan dengan bahasa Indonesia yang berasal dari Sansekerta, seperti 'putra', 'putri', 'suami', 'istri', 'singa', 'anggur', dan sebagainya. Selain itu, biro penerjemahan juga banyak tersedia, baik untuk bahasa Thai, Inggris, dan Indonesia      


Asal mula Kerajaan Thai secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Kerajaan Thai dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Kerajaan Thai tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania. 

¨ Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya monarki konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini mengganti nama internasionalnya menjadi "Thailand" pada tahun 1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut, Kerajaan Thai bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Kerajaan Thai menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Kerajaan Thai mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun 1980-an. 

¨ Kalender Kerajaan Thai didasarkan pada Tahun Buddha, yang lebih cepat 543 tahun dibandingkan kalender Barat. Tahun 2000 Masehi sama dengan tahun 2543 dalam kalender Kerajaan Thai. 


Bela diri dari Thailand

Maui Thai, sejenis seni bela diri kickboxing ala Kerajaan Thai, adalah olahraga nasional di Kerajaan Thai dan merupakan seni beladiri setempat. Popularitasnya memuncak di seluruh dunia pada tahun 1990-an. Ada pula seni beladiri yang mirip dengan muay Thai di negara-negara lain di Asia Tenggara. 





Berkenalan ala Thailand
¨ Ucapan penyambutan yang umum di Kerajaan Thai adalah isyarat bernama wai, yang gerakannya mirip dengan gerakan sembahyang. 

¨ Hal-hal yang tabu dilakukan di antaranya menyentuh kepala seseorang dan menunjuk dengan kaki, karena kepala dan kaki masing-masing merupakan bagian tubuh yang paling atas dan bawah. 

¨ Masakan Kerajaan Thai mencampurkan empat macam rasa yang dasar: manis, pedas, asam dan asin. 

¨ Buddha Theravada adalah agama yang dianut lebih dari 90% penduduk Thai yang religius. Thailand juga sangat mendukung kebebasan beragama, dan terdapatumat Muslim, Kristen, Hindu dan Sikh yang bebas menganut agamanya di Thailand. 

¨ Meskipun bahasa Thai hampir tak dapat dimengerti oleh wisatawan, namun bahasa Inggris dipahami luas di tempat-tempat utama seperti Bangkok, dan juga menjadi bahasa bisnis resmi di sana. Nama-nama jalan menggunakan bahasa Inggris di bawah bahasa Thai. 

Mata uang Thailand
Mata uang Thailand adalah Baht. Bank-bank dan tempat penukaran mata uang banyak tersedia di Thailand. Hotel, toko dan restoran utama menerima kartu kredit internasional seperti Visa, Master Card, American Express dan Diners. 
Jika ada pengemudi taksi atau Tuk Tuk yang mengajak Anda ke suatu tempat tertentu, jangan mau. Tolaklah dengan tegas (katakan "No, thanks"), kalau perlu ganti kendaraan. Untuk keadaan darurat, hubungi Tourist Police Center, Unicohouse Building, Soi Lang Suan, Phloen Chit Rd. Bangkok (Tel 6521721-6) 

Perayaan di Thailand
Tahun baru Thailand kuno adalah Hari Sung Kan, juga dinamakan Hari Memercikkan Air karena pada pertengahan April masa jeda cocok tanam maka sangat ideal diadakan kegiatan keagamaan dan pertunjukan-pertunjukan rakyat: seluruh negeri mengibarkan bendera negara, memandikan Budha, memandikan biksu, memercikkan air tanda hormat kepada yang lebih tua, dan mendoakan keselamatan. 

Berikut ini adalah aturan umum dan tabu seputar pemberian hadiah di Thailand. Pemahaman mereka akan membantu Anda memilih hadiah yang tepat, dan untuk menghindari menawarkan sesuatu yang menyinggung atau memalukan (bagi Anda dan penerima). 

1. Jangan boros. Hadiah-hadiah yang Anda tawarkan harus kecil, murah, dan bermakna. Sebuah hadiah besar atau mahal akan membuat penerima merasa malu dan biasanya mengakibatkan mereka menolak untuk menerimanya. 

2. Jangan berharap hadiah akan dibuka di depan Anda, atau membuka hadiah di depan umum. Hadiah itu biasanya akan diterima dengan cepat dan dimasukkan ke dalam saku atau tas. Ini bukan penghinaan - mereka hanya menyimpannya dan membukanya saat tiba dirumah. 

3. Jangan mengoyak pembungkus hadiah. Lepaskan semua pita luar, dan hati-hati keluarkan kertas. Lipat menjadi persegi dan sisihkan. 

4. Gunakan kertas pembungkus berwarna cerah. Orang Thailand cinta warna-warna cerah, itu dibuktikan dengan banyaknya orang thailand memakai pakaian berwarna cerah. 

5. Pemberian hadiah sebaiknya tiga buah untuk kesan yang baik. Tiga dianggap sebagai angka keberuntungan oleh orang thailand.
Pemberian hadiah di Thailand cukup lurus ke depan dan sederhana - ada aturan jauh lebih sedikit mengenai pemberian hadiah di Thailand daripada yang terdapat di Jepang. Sederhana, dan terbungkus rapi, pasti akan diterima dengan baik. 



DO’S 

¨ Menghormati semua gambar Buddha, apabila tidak akan dilaporkan. 

¨ Gunakan pakaian yang sopan saat berkunjung ke kuil. 

¨ Bersikap sopan pada biksu. 

¨ Coba bersikap tenang pada saat anda mempunyai masalah. 

¨ Gunakan sendok untuk makan, dan garpu untuk memuat makanan ke sendok. 

¨ Bungkukkan badan sedikit apabila melintas di depan orang. 

¨ Pastikan anda memiliki visa. 



TABOO’S 

¨ Jangan menunjukkan rasa tidak hormat terhadap keluarga kerajaan Thailand. 

¨ Jangan menyilangkan kaki Anda ketika Anda berada di hadapan seorang biksu. Apakah Anda sedang duduk di lantai atau di kursi. 

¨ Jangan berjemur telanjang. Hal ini menyinggung orang thailang walaupun tidak ada yang menegur. 

¨ Jangan mengambil gambar Buddha, itu melanggar hukum. 










Powered by Blogger