Rabu, 01 Mei 2013
Kebiasaan Sehari-hari Orang Mesir
Hal tabu adalah hal yang jarang bahkan tidak boleh dilakukan oleh masyarakat suatu komunitas, jika di indonesia dikenal dengan kata “pamali”. Di Mesir pun demikian, ada hal-hal yang kurang pantas jika dilakukan yang bisa berakibat orang mesir akan merasa kurang nyaman contohnya:
· tidak boleh jongkok depan umum. Mungkin karena mirip dengan orang yang ingin buang air sehingga dianggap kurang sopan
· Wanita tidak boleh mengendarai motor. Sangat jarang bahkan mungkin tidak akan pernah anda temukan seorang wanita mengendarai sepeda motor di jalanan Mesir
· Tidak boleh bersendawa depan umum. Sama halnya dengan di Eropa atau negara-negara di berbagai belahan dunia, bersendawa memang dianggap tidak sopan
· jangan memegang atau menyentuh leher org Mesir bisa-bisa kena semprot. karena, memegang leher dianggap mirip dengan kebiasaan jahiliyah dimana cuma kaum budak yg diikat lehernya.
· Orang Mesir tidak suka ketika ditanyai hal pribadinya seperti berapa gajinya.
Makanan, cara berkenalan orang mesir
Orang Mesir Menanyakan Kabar Sampai Tiga Kali
Salah satu yang unik dari orang mesir adalah cara mereka menanyakan kabar. Orang Mesir biasanya akan menanyakan kabar kepada setiap orang yang dijumpainya, terutama orang-orang yang mereka kenal.
Tanya kabar adalah hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh orang Mesir sebagai pembuka pembicaraan mereka. Yang membuat saya heran disini adalah cara mereka menanyakan kabar. Mereka mempunyai beberapa macam ungkapan untuk menanyakan kabar. Ungkapan tanya kabar yang sering digunakan adalah “Izzayak?, amil ee? Dan kaifa halak”? ketiga-tiganya mengandung arti yang sama, yaitu “bagaimana kabarmu”? namun mereka sering mengucapkan ketiganya dalam satu waktu, sehingga jawaban yang sama pun akan diulang tiga kali juga oleh lawan bicaranya, yaitu alhamdulillah, alhamdulillah dan alhamdulillah.
Budaya Salam Semut
Di Mesir apabila seseorang bertemu dengan teman yang sudah lama tidak berjumpa, pertama kali yang akan mereka lakukan adalah bersalaman. Ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajib bagi mereka, baik itu di kantor, mall, di masjid, di jalan-jalan maupun di terminal. Kemudian setelah itu mereka langsung melakukan salam semut, yaitu salam dengan memeluk badan dan menempelkan pipi kanan pada pipi kiri kawannya secara bergantian, seraya tangan yang satunya menepuk-nepuk punggung lawannya. Cara yang seperti itu ternyata akan menambah kehangatan persahabatan dan rasa saling menghormati. Hanya saja bersalaman ataupun salam semut hanya untuk laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan saja.
Satu lagi yang menarik perhatian saya waktu awal-awal tiba di Mesir adalah mereka akan mengucapkan “Shollu ‘ala nabi” (berselawatlah kepada nabi) kepada orang yang sedang terlibat cekcok di sekitarnya. Artinya, mereka akan menyuruh orang yang sedang terlibat adu mulut atau bertengkar untuk bershalawat kepada nabi agar mereka sadar bahwa mereka adalah umat nabi yang mulia, sehingga mereka merasa malu dengan apa yang sedang mereka lakukan. Yang menariknya lagi, bahwa orang yang sedang marah besar pun akan berhenti untuk mengucapkan shalawat. Dan biasanya setelah itu kemarahannya akan reda tanpa menyisakan dendam di antara mereka.
Di Mesir, perang mulut adalah sesuatu yang wajar, namun hal itu biasanya tidak sampai berakibat adu jotos atau anarkis lainnya, karena memulai memukul orang bagi mereka sangat aib dan hukumannya juga berat. Setelah selesai perang mulut, mereka biasanya akan kembali seperti semula tanpa saling dendam, sehingga meskipun Negara Mesir khususnya Kairo termasuk kota yang padat penduduk, jarang sekali terjadi perkelahian yang serius, pembunuhan apalagi amuk masa. Berbeda dengan di Indonesia, yang setiap hari hampir ada saja berita kasus pembunuhan, tawuran antar sekolah, amuk masa bahkan bentrokan antar kampung.
Kata “amuk” pun akhirnya masuk dalam daftar bahasa Internasional. Baca kalimat berikut: amok also spelled amuck or amuk), is derived from the Indonesian/Malay/Filipino word amuk, meaning “mad with rage” (uncontrollable rage) amuk berarti kemarahan yang tidak bisa terkontrol.
Budaya Mujamalah
Mujamalah atau basa basi adalah ungkapan hal-hal yang tidak serius. Dalam percakapan umumnya dibuka dengan basa-basi, misal tanya kabar, memuji dan hal-hal lainnya. Basa basi menjadi budaya yang wajar di setiap Negara, namun Mesir memiliki budaya basa basi yang over. Untuk memulai pembicaraan di telpon misalnya, mereka akan melakukan basa basi hampir selama 2 menit, padahal tujuan intinya kalau dibicarakan tidak lebih dari 10 detik saja.
Jangan heran kalau Anda pergi ke Mesir dan membeli barang atau membeli sesuatu lainnya, ketika anda mau membayarnya sang penjual menolak bayaran Anda dengan mengatakan “Kholi” artinya free atau tidak usah bayar. Anda harus ingat bahwa itu hanyalah basa basi saja. Sebaiknya Anda mengatakan jazakallah dan tetap harus membayarnya.
Budaya Memuji Yang Over
Orang Mesir sangat suka memuji, dan ini sebenarnya bagian dari mujamalah mereka. Meskipun pujian mereka terkadang sangat berlebihan, tapi bagaimanapun menurut saya memuji lebih baik daripada mencaci.
Kebiasaan orang Mesir kalau bertemu orang asing, mereka akan menanyakan kabar dan asal daerah mereka, kalau saya menjawab saya dari Indonesia, mereka akan langsung mengucapkan ahsanu naas (sebaik-baik manusia). Eh, tapi tunggu dulu jangan terlalu Ge eR dan merasa bangga sehingga Anda terasa terbang, karena meskipun masyarakat Indonesia di Mesir terkenal baik dan mempunyai adab yang tinggi, mereka juga akan mengatakan yang sama ke orang Rusia, Malaysia juga Turky atau yang lainnya.
Orang Mesir Gemar Membaca Al Qur’an
Anda jangan terperanjat ketika berkunjung ke Mesir dan melihat orang membaca Al qur’an di dalam bus umum dan jalan raya. Hal itu biasa mereka lakukan, apalagi pada bulan Ramadhan. Atas pengaruh Universitas Al Azhar dan ulama-ulamanya, masyarakat Mesir pada umumnya dan mahasiswa al Azhar pada khususnya sangat perhatian dengan hapalan Al Qur’an.
Banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke sekolah tahfidzul qur’an, agar nanti anaknya bisa hapal al Qur’an secara penuh. Ternyata menghapal al Qur’an juga bisa untuk melatih kecerdasan otak dan mempertajam daya ingat anak.
Isy, Ful dan Ta’meya
Isy adalah makanan pokok Mesir, bahan makanan pokok ini adalah gandum. Ful dalam bahasa Indonesianya adalah kacang. Kacang ini direbus hingga lembut dan berwarna coklat kemudian diberi bumbu garam dan minyak. Adapun Ta’meya adalah sejenis gorengan yang terbuat dari daun yang dihaluskan. Saya tidak tahu persis dari daun apa ta’meya itu dibuat, yang jelas bukan dari daun kurma.
Ketiga makanan tersebut adalah makanan sehari-hari masyarakat Mesir pada umumya. Biasanya makanan tersebut disantap sebagai sarapan atau makan pagi dengan menu tambahan acar. Orang Mesir sangat memperhatikan makanan, mereka biasanya tidak akan memakan makanan yang belum pernah mereka coba atau yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Ketika kami membeli sarden, sarden itu saya masak terlebih dahulu dengan menambah bumbu-bumbu masakan. Teman-teman saya dari Mesir heran melihat saya memasak sarden. Biasanya mereka memakan sarden dengan tidak dimasak dan memadukannya dengan roti. Pada awalnya mereka tidak mau memakan sarden masakan saya, akan tetapi setelah saya paksa, akhirnya mereka mau mencoba. Ternyata mereka suka dengan cara saya memasak sarden, dan mengatakan bahwa saya ahli memasak.
Daging dan susu adalah makanan tambahan orang Mesir, dalam 3 hari sekali mereka harus memakan daging. Mungkin dari makanan-makanan yang sering mereka konsumsi, seperti ful dan daging inilah yang membuat badan mereka besar.
Untuk masalah minuman, kami tidak pernah melihat orang Mesir menjual es teh. Di mesir tidak ada es teh, yang ada justru mereka heran ketika kami membuat es teh pada musim panas. Mereka hanya tahu kalau teh itu pasti panas. Tapi jangan terburu menganggap kalau Mesir tidak mempunyai bermacam minuman. Mesir mempunyai bermacam-macam minuman yang mungkin tidak ada di Indonesia. Kalau musim panas, berbagai variasi minuman dijual di pinggir-pinggir jalan, seperti ashab ashir (perasan tebu), tamar hindi (asam) dan shabiya. Minuman dingin tersebut sangat cocok diminum pada musim panas.
Ada juga jenis minuman yang diminum saat masih hangat, seperti kerkedai, yansun dan ni’na’, semuanya terbuat dari daun maupun biji tumbuh-tumbuhan. Tidak jauh berbeda dengan teh, hanya saja mempunyai rasa yang berbeda-beda.
Antara Mesir dan Negara-negara Arab Lainnya
Sebagai salah satu bangsa Arab, ternyata Mesir dari segi berpakaian jauh berbeda dengan Negara-negara Arab lainnya, khususnya kawasan Teluk. Dalam berpakaian sehari-hari, masyarakat Mesir lebih sering memakai kemeja dan celana panjang. Hampir sama dengan di Indonesia, bedanya di Mesir tidak ada batik.
Untuk pakaian pegawai pemerintahan, mereka memakai seragam jas dengan dasi yang melilit di lehernya, sama dengan seragam pejabat pemerintahan Negara-negara Eropa. Masyarakat Mesir tidak memakai imamah seperti Negara-negara Arab pada umumnya, seperti Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, dan Irak. Imamah atau surban adalah kain penutup kepala, biasanya diatasnya dilingkari dengan iqal berwarna hitam seperti angka zero 0.
Mungkin itulah sekilas tentang keunikan masyarakat Mesir dan masih banyak lagi keunikan-keunikan lainnya yang belum digali dan disajikan disini. Sebenarnya setiap negri mempunyai ke-unik-an tersendiri. Semoga kita bisa mengambil contoh yang baik untuk kita tiru dan mengetahui kebiasaan buruk untuk kita hindari dan tidak kita ikuti.