Amerika Serikat merupakan negara yang multikultur. Karena Amerika Serikat merupakan Negara “welcome” terhadap kebudayaan, hal ini didukung dengan anjuran dari pemerintahnya untuk masyarakat yang ingin menjadi warga Negara AS untuk tidak meninggalkan kebudayaan dari Negara asalnya dan tetap melakukannya di Amerika serikat. Sehingga kebudayaan AS cenderung dipengaruhi oleh kebudayaan Eropa.
Tidak ada kebudayaan spesifik yang dimiliki oleh Amerika Serikat karena pada dasarnya Amerika Serikat memang negara multikultur. Sebagai negara multikultur, Amerika Serikat membebaskan warga negaranya untuk membawa kebudayaan asli dari daerah asal, apapun itu. Mungkin budaya country atau biasa dikenal dengan budaya koboy yang menjadi ciri khas dari Negara Amerika Serikat.
Don’t get something for nothing
“Don’t something for nothing” mungkin ini kata yang tepat untuk mencerminkan sifat orang Amerika Serikat yang selalu bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Mereka tidak menyukai jika diberi sesuatu secara Cuma-Cuma sehingga budaya bekerja keras dapat tertanam baik pada orang-orang AS. Lihat saja, hampir semua penduduk Amerika Serikat memiliki etos kerja yang tinggi dan luar biasa. Mereka juga tidak mudah putus asa meski mungkin kegagalan itu berkali-kali dialami.
Mereka selalu berusaha untuk menjadi yang lebih baik dari hari ke hari. Inilah kebudayaan Amerika Serikat yang patut ditiru dan dicontoh oleh bangsa-bangsa lainnya, termasuk diIndonesia. Dengan kerja keras tersebut, Amerika Serikat mampu menjadi negara adidaya.
Freedom Country
Salah satu ciri kebudayaan Amerika Serikat yang lainnya adalah adanya kebebasan dalam segala bidang. Amerika Serikat merupakan negara yang sangat menjunjung tinggi kebebasan. Apapun bisa dilakukan di sana selama tidak ada unsur paksaan selama tidak mengganggu kebebasan orang lain.
Budaya yang menjunjung tinggi kebebasan tersebut membuat Amerika Serikat menjadi negara yang sangat liberal. Segala hal ada di sana, baik yang bersifat positif maupun negatif. Namun hal ini cenderung menciptakan sifat apatis bagi para masyarakatnya
Yang bersifat positif di antaranya segala jenis kemajuan dari berbagai bidang yang bisa memberikan manfaat orang lain, seperti penemuan situs jejaring sosial, Microsoft, dan teknologi. Amerika Serikat dipercaya menjadi pelopor dari segala macam kemajuan dari berbagai bidang tersebut. Meskipun demikian, budaya menjunjung tinggi kebebasan yang ada di Amerika Serikat juga perlu diwaspadai karena hal tersebut bisa berakibat negatif, seperti free sex. kehidupan yang tidak membatasi hubungan antara lelaki dan wanita. Sebagai contoh orang AS lebih senang menyewakan penginapan jika sebuah kamar yang dipesan itu diisi oleh pasangan lelaki dan wanita, dan jika yang memesan sebuah kamar itu sepasang lelaki atau sepasang wanita maka mereka akan dianjurkan memesan 2 kamar atau bahkan mereka ditolak dari penginapan itu.
Sudah bukan rahasia umum lagi kalau Amerika Serikat adalah negara yang penduduknya paling banyak melakukan seks bebas. Segala macam media, baik media cetak maupun elektronik, dimasuki oleh budaya free sex ini. Akibat negatifnya adalah banyak negara-negara lain mengikuti kebudayaan Amerika Serikat yang negatif tersebut.
Karakter Orang Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah negeri yang beragam dan mempertahankan keunikan yang terlihat dari rakyatnya. Semenjak dari penemuan Dunia Baru dan sepanjang sejarah Amerika yang didominasi para pendatang, penduduk asli dan pendatang telah belajar dari pelajaran pada banyak pada konflik, tantangan, dan toleransi yang akhirnya tumbuh.
Generalisasi masyarakat untuk karakteristik khas bukanlah tugas yang mudah sama sekali. Hal ini terutama karena setiap segmen masyarakat ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dan unik.
Sementara penduduk asli Amerika banyak yang sulit membaur, para pemukim membawa fleksibilitas dalam penggunaan sumber daya di tangan untuk di olah demi kekayaan pribadi yang tidak mau ambil pusing dengan segala jenis pertentangan karena perbedaan, dan pihak kolonis itu mencoba bertahan hidup dalam lingkup untuk menahan diri dan berupaya membuka diri pada keanekaragaman.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi termasuk dari mana asal bangsa dan variasi iklim yang rupanya juga sangat berbeda dari satu bagian AS di pantai Barat, dengan Pantai Timur. Perbedaan geografis memiliki dampak besar pada kelompok etnis. Ini campuran besar orang dan tradisi berkontribusi pada varietas.
'Jika variasi merupakan bumbu kehidupan' maka masyarakat Amerika yang paling pasti harus bisa mengolahnya dalam satu kesatuan. Karakteristik khas dari masyarakat ini mungkin berbeda sedikit dari Atlantik ke Pasifik, namun mereka harus mampu menunjukkan yang namanya gaya hidup Amerika Serikat yang antara lain:
· Individualitas
Amerika Serikat yang dikenal menghargai dan menghormati individualitas. Mereka memiliki semangat yang tetap gentar bahkan di mata badai kontradiksi global. Orang-orang Amerika mewujudkan ketahanan dan kesetaraan. Ini bukan seolah-olah mereka tidak berbuat salah atau belajar dari pelajaran pahit, tetapi belajar adalah cepat dan menyeluruh.
Sama seperti kisah mereka dengan kolonisasi dan Perang Saudara Amerika pada saat penghapusan budak, mereka juga berjuang dan mencairkan perbedaan ras dengan semangat yang sama dan kekuatan karakter. Keputusan mereka dan selalu didasarkan pada kenyataan bahwa mereka mengakui kesatuan yang mendasari pikiran, ucapan dan perbuatan.
· Keberanian
Mereka percaya bahwa mereka merancang nasib mereka sendiri sebagai bangsa. Mereka tidak pernah merasa takut untuk berbicara dan menentang. Ini tidak penting apakah kebenaran itu diucapkan oleh mantan presiden mereka Abraham Lincoln. atau secara berani diwujudkan dalam perilaku oleh Rosa Parks, seorang ibu yang menolak pindah duduk di bangu untuk kulit putih. Mereka selalu menyuarakan pendapat dan pemikiran tentang berbagai subjek dan nilai-nilai.
Kualitas memungkinkan mereka untuk jujur mengekspresikan opini politik dan hidup sesuai dengan kebebasan diberikan kepada mereka sebagai bangsa dengan US Constitution tersebut. Bahkan, kemampuan untuk berdiri takut dalam situasi apapun memberdayakan mereka untuk menahan diri dari menyapu atas kesadaran kelas atau perbedaan.
· Perhatian
Mereka juga mencoba membentuk sifat ramah ke tingkat berikutnya dan menunjukkan perhatian yang tulus untuk isu-isu global. Apakah itu adalah partisipasi mereka sebagai pelopor di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau sebagai korban dari terorisme global, mereka tidak pernah ragu-ragu untuk memberikan kontribusi positif kepada dunia, walau perhatian dan kontribusinya sangat tidak perlu dan berlebihan, dan terasa sekali muatan campur tangganya.
Keprihatinan mereka telah membuat mereka menjadi korban kesalahpahaman dan kedengkian, tetapi hal ini tidak menghentikan mereka dari membuat upaya menuju perubahan yang diperlukan.
· Informal dan Realistis
Amerika dikenal sangat nyaman menjadi informal. Hal ini tidak terbatas hanya untuk kode berpakaian atau tingkah laku, tetapi untuk kehidupan pada umumnya. Mereka dikenal sebagai orang yang menerobos belenggu dan menyatakan kebebasan dari dalam bentk yang paling bebas.
Namun, di balik semua ini mereka tetap peka terhadap diri mereka dan orang lain. Sejauh bersikap realistis yang bersangkutan, mereka mungkin atau mungkin tidak mengubah kenalan kasual menjadi persahabatan sejati, namun kebiasaan ini pertama tidak membantu untuk mencairkan batas-batas dan tenggelam perbedaan.
Tak heran mengapa variasi mereka dalam bahasa Inggris telah begitu diterima dengan baik di seluruh dunia. Walau dari tata bahasa nabrak sana sini.
Kebudayaan Amerika Serikat mungkin hidup dengan aturan bahwa 'waktu adalah uang', tapi ketika mereka memilih untuk bersantai, tidak sebanding dengan yang lain lah. Bagi mereka, ketepatan waktu adalah suatu kebajikan dan kehidupan profesional adalah yang membuat nyaman sebagai satu pribadi. Mereka dikenal materialistis dan memamerkannya tanpa hambatan sedikit pun, sementara tidak merasa malu bila menjadi miskin, dan memperlihatkan dengan tegas mereka mau berusaha demi hidup lebih baik.