Dodo
Dodo adalah nama dari satu species burung tidak terbang yang hidup di pulau Mauritius, memiliki ciri-ciri paruh besar, gemuk, kaki pendek dan bergerak lambat. Dodo berukuran tinggi sekitar 70-100 cm dan berat sampai dengan 20 kg. Hidup dengan memakan buah-buahan dan biji-bijian yang jatuh di tanah. Dodo hidup dalam keadaan damai tanpa adanya pemangsa alami di Mauritius.
Pada akhir periode 1500-an, para pelaut Portugis menemukan pulau kecil itu dan menghuninya. Kehadiran manusia merupakan awal bencana bagi makhluk malang itu. Manusia memburunya untuk dijadikan makanan. Selain membunuh dodo dewasa, manusia juga mengkonsumsi telur dodo. Dodo yang selama ini hidup dalam damai tidak punya kemampuan untuk mempertahankan diri menghadapi manusia. Akhirnya pada tahun 1689, dodo dinyatakan punah.
Quagga
Quagga adalah nama dari salah satu species kuda yang memiliki corak yang sangat unik. Kepala sampai dengan setengah bagian tubuh depan bercorak belang-belang hitam putih seperti zebra. Bagian setengah tubuh ke belakang adalah corak kuda pony coklat sedangkan seluruh bagian kakinya berwarna putih bersih. Quagga hidup di savana di Afrika Selatan.
Species ini sudah lama dikenal oleh manusia, terutama penduduk asli Afrika Selatan. Selama itu mereka hidup dalam keadaan aman karena sekalipun quagga memiliki banyak predator pemangsa mereka, perkembangbiakan mereka tidak mengalami gangguan berarti. Tapi semua hal itu berubah ketika para pelaut Eropa mulai berdatangan ke Afrika Selatan.
Para pelaut itu tidak pernah melihat species kuda seperti ini sebelumnya. Akhirnya mereka menangkapnya untuk dibunuh dan diambil daging dan kulitnya yang bernilai tinggi. Selain itu mereka juga ditangkap untuk dijual ke para kolektor hewan unik di Eropa atau ke kebun binatang di seluruh dunia.
Hal ini membuat populasi quagga yang tidak banyak merosot drastis. Sampai akhirnya quagga terakhir mati pada tahun 1883 di kebun binatang London, Inggris. Saat ini spesimen quagga terakhir itu masih tersimpan dengan baik di kebun binatang London.
Thylacine
Thylacine adalah nama dari satu species marsupial (binatang berkantung) terbesar yang pernah ada di dunia. Bentuknya seperti dingo (anjing liar Australia), namun bagian belakang tubuhnya bercorak belang-belang seperti harimau.
Nama lain thylacine adalah tazmanian tiger atau tazmanian wolf. Thylacine merupakan binatang karnivora yang memangsa kangguru, wallabi maupun emu (burung besar mirip kasuari). Thylacine dewasa berukuran panjang 100-180 cm, tinggi antara 50-60 cm, dengan berat sekitar 20-30 kg.
Thylacine sebenarnya pernah hidup di Australia dan Papua. Hal ini diketahui dari adanya lukisan-lukisan di dinding gua yang dilukis oleh manusia purba.
Namun jauh sebelum kedatangan para pelaut Eropa, mereka sudah punah di kedua tempat itu. Tetapi thylacine masih bertahan hidup di Pulau Tazmania, sebuah pulau kecil di selatan Australia, sebelum kedatangan manusia modern dari Eropa membawa malapetaka bagi mereka.
Para pelaut eropa itu datang ke Tazmania bersama dengan hewan-hewan lainnya termasuk hewan ternak. Thylacine mulai masuk ke peternakan manusia untuk memperoleh mangsa yang lebih mudah.
Namun hal itu justru menjadi malapetaka bagi thylacine karena para peternak menjadi marah dan membunuh thylacine yang dianggap sebagai hama.
Pada tahun 1920-an, manusia menyadari bahwa keberadaan thylacine di alam liar sudah sangat langka dan mereka berbalik arah, mencoba melindungi thylacine yang masih hidup.
Mereka melakukan berbagai cara untuk meningkatkan populasi thylacine, namun semuanya sia-sia, semua thylacine terakhir hidup dalam keadaan tidak sehat dan mati satu per satu. Thylacine terakhir mati pada tahun 1936 di kebun binatang Hobart, Tazmania.
Moa
Moa adalah nama dari species burung tidak bersayap dan juga merupakan salah satu dari burung terbesar yang pernah hidup di bumi. Moa terbesar adalah moa raksasa (Dinornis Robustus) yang ukuran tubuhnya mencapai ketinggian 3.6 meter dan berat 300 kg.
Seluruh tubuh moa diselimuti dengan rambut berwarna coklat gelap, moa juga memiliki kaki yang sangat kuat yang membantunya berlari kencang dan merupakan senjatanya dalam menghadapi para predator. Moa adalah herbivora, mereka memakan dedaunan, ranting dan buah-buahan.
Moa punah sebelum kedatangan para pelaut Eropa, mereka punah dikarenakan perburuan yang dilakukan oleh suku Maori, suku asli Selandia Baru. Suku Maori memburu moa dewasa dan telur-telur moa sehingga mengakibatkan penurunan populasi moa secara perlahan-lahan, sebelum akhirnya benar-benar punah pada sekitar tahun 1500-an.
Baiji
Baiji adalah nama untuk species lumba-lumba sungai yang hidup di China. Species ini hanya hidup di sungai Yangtze. Baiji memiliki bentuk yang berbeda dengan lumba-lumba laut maupun pesut yang hidup di Indonesia. Tubuh baiji bulat pendek dan sirip punggungnya sangat pendek.
Selain itu moncong baiji panjang dan kecil. Ukuran baiji dewasa sekitar 2-2.5 meter dengan berat 150-200 kg. Dengan umur hidup rata-rata di alam liar adalah 25 tahun. Baiji biasanya berenang lambat, hanya sekitar 10-15 km/jam, hal ini dikarenakan buruknya penglihatan dan pendengaran baiji. Tapi apabila sedang terancam bahaya, baiji bisa mengebut sampai kecepatan 50-60 km/jam. Baiji hidup dengan memakan ikan dan organisme sungai kecil lainnya.
Kepunahan baiji terjadi karena perburuan liar yang dilakukan manusia untuk memperoleh dagingnya. Selain itu juga diperparah dengan rusaknya ekosistem alami baiji di sungai Yangtze akibat limbah yang dibuang oleh manusia.
Kemerosotan populasi baiji mulai terlihat ketika pada tahun 1950, populasi baiji masih mencapai 6.000 ekor dan kemudian tinggal 400 ekor pada 1980. Survei selanjutnya yang diadakan pada tahun 1997, menunjukkan bahwa jumlah baiji hanya tinggal 23 ekor saja. Pada tahun 2004, seekor baiji muncul ke permukaan dan terlihat oleh manusia, tetapi itu adalah baiji terakhir yang terlihat.
Dan pada survey tahun 2006, sekalipun para peneliti berusaha keras mencarinya, mereka tidak berhasil menemukan satu ekor pun baiji. Dan setelah selama setahun mencari tanpa hasil, akhirnya pada tahun 2007, baiji dinyatakan punah.
Sumber :
tjiahendra – tjiahendra.blog.binusian.org