Senin, 18 Mei 2009

Venus: Planet Rumah Kaca

Planet Venus

Planet Venus

Mungkin akhir-akhir ini anda sering mendengar tentang pemanasan global atau global warming. Ya, pemanasan global ini adalah kenaikan temperatur rata-rata di permukaan bumi selama beberapa dekade belakangan ini. Ya, selama dekade belakangan ini suhu rata-rata di permukaan bumi mengalami anomali dengan meningkatnya suhu rata-rata.

Hanya beberapa daerah saja di muka bumi ini yang justru rata-rata suhu permukaannya turun kebanyakan di daerah lautan. Pemanasan global ini disebabkan oleh banyaknya gas-gas rumah kaca (greenhouse gas) yang akhir-akhir ini dilepaskan ke atmosfir akibat aktivitas-aktivitas manusia (yang kebanyakan adalah pembakaran bahan bakar berbasis hidrokarbon).

Gas-gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfir dari aktivitas-aktivitas manusia tersebut adalah: gas CO2 (karbon dioksida), N2O (dinitrogen monoksida), CFC (kloroflourokarbon) dan CH4 (metana). Penebangan hutan yang terjadi di mana-mana turut memperparah terjadinya pemanasan global.

Sebenarnya uap air juga merupakan gas rumah kaca. Namun uap air (yang kebanyakan berasal dari sumber-sumber alami) tidak memberikan kontribusi positif terhadap pemanasan global.

Omong-omong tentang pemanasan global, ada satu tempat di tata surya kita, di sebuah planet yang merupakan tetangga kita yang merupakan tempat di mana pemanasan globalnya benar-benar dahsyat yaitu: Planet Venus!

Ya, planet yang berabad-abad diasosiasikan dengan kaum wanita ini karena planet ini kalau dilihat dari Bumi dengan menggunakan teleskop benar-benar terlihat ‘mulus’ dan tidak bopengan penuh dengan kawah-kawah seperti di Bulan ataupun Merkurius ataupun Mars.

Padahal wanita juga banyak sekali yang nggak mulus loh! Padahal planet ini terlihat ‘mulus’ karena yang terlihat adalah awan dan atmosfir Venus yang ekstra tebal yang sangat kaya dengan CO2 (>95%). Sangking tebalnya sehingga awan dan atmosfir Venus ini menutup daratan planet ini yang sebenarnya juga bopengan.

Karena atmosfir Venus sangat kaya dengan CO2 dan juga karena ketebalannya, maka tak ayal lagi planet ini layak dinobatkan sebagai rajanya ratunya planet pemanasan global di tata surya kita.

Suhu permukaan planet ini adalah >460°C ( >860°F) padahal planet yang paling dekat dengan Matahari yaitu Merkurius yang mendapat energi/panas matahari 4 kali dari planet Venus, suhunya pada siang hari (sisi yang menghadap matahari) panasnya hanya kira-kira 420°C (790°F).

Hal ini berarti bahwa Venus merupakan planet yang terpanas permukaannya di antara planet-planet lain di tata surya kita. Suhunya pada malam hari juga tidak berbeda jauh, ini karena panas dari tempat yang menghadap matahari di bawa oleh angin di bagian bawah atmosfir ke bagian yang malam hari.

Para ahli mengatakan kemungkinan zaman dahulu atmosfir Venus menyerupai atmosfir Bumi karena dahulu cukup banyak air di permukaan Venus. Namun karena air ini menguap dan banyak yang hilang ke angkasa maka mulailah efek rumah kaca yang memicu pemanasan global yang terjadi pada planet itu hingga saat ini.

Neraka di Venus ini diperparah dengan tekanannya yang sangat besar. Jikalau di Bumi, tekanan pada ketinggian di permukaan laut adalah sebesar 1 atmosfer (semakin tinggi elevasi semakin berkurang tekanan atmosfer) maka di Venus tekanan di permukaan planetnya adalah kira-kira sebesar 90 atmosfer! Dua wahana antariksa milik (bekas) Uni Soviet yaitu Venera 13 dan Venera 14 adalah satu-satunya wahana buatan manusia yang ‘nekad’ mendarat di permukaan Venus yang ganas itu di tahun 1982.

Venera 13 bahkan sempat mengirimkan foto permukaan Venus seperti foto di atas. Foto tersebut adalah satu-satunya foto otentik permukaan Venus yang pernah diambil oleh manusia.

Dengan keadaan planet Venus yang panas membara dengan tekanan udaranya yang ekstra besar, Venera 13 ‘hanya’ mampu bertahan selama kira-kira dua jam saja di planet tersebut sedangkan Venera 14 nasibnya lebih ‘kasihan’ lagi, hanya bertahan kurang dari satu jam saja. Sesudah itu kedua wahana antariksa itu hanya menjadi onggokan sampah saja di planet tersebut sampai saat ini…..

Nah, tentu planet Bumi tempat kita tinggal ini, tidak ingin bernasib sama dengan planet Venus ini. Pemanasan global harus dihentikan, sebab walaupun mungkin pemanasan global di Bumi belum separah di planet Venus, namun kenaikan suhu beberapa derajad Celsius saja, bisa menyebabkan melelehnya es di Antartika ataupun di Kalaallit Nunaat (Greenland) yang dapat menyebabkan daerah-daerah di pinggir pantai di seluruh dunia jadi tenggelam termasuk ibu kota kita Jakarta dan juga kota-kota besar lainnya…

Nanti kalau ibu kota kita tenggelam, ibu kota kita pindah ke mana dong?? Nanti jadi rebutan alias ribut lagi…..!! :mrgreen:





Powered by Blogger