Senin, 18 Mei 2009

OLYMPUS MONS : Gunung Terbesar di Tatasurya

Olympus Mons, adalah gunung terbesar planet Mars yang juga merupakan gunung terbesar di tatasurya (Solar System) kita. Gunung ini menjulang dengan tinggi mencapai 27 km dan memiliki diameter 550 km. Pada bagian kakinya, Olympus Mons di kelilingi oleh tebing terjal dengan ketinggian minimum 6 km. Pada bagian puncaknya, gunung ini memiliki kawah berdiameter 85 km.



Anda bisa menumpukkan tiga buah Mount Everest, titik tertinggi di bumi, dan gunung ini masih lebih tinggi dari tumpukan itu.

Gunung berdiameter terbesar di bumi adalah pegunungan Mauna Loa (Hawai) yang memiliki diameter sepanjang 120 km. Bandingkan dengan diameter Olympus Mons (550 km).

Sumber : http://aneh22.blogspot.com/2008/12/olympus-mons-gunung-terbesar-di.html




9 Fakta Jagad Raya yang Menakjubkan

1. Venus, Sang Dewi Cinta, adalah planet yang paling terang di tata surya kita.

2. Meskipun berukuran dan mempunyai gaya gravitasi yang sama dengan Planet Bumi, Atmosfer Venus penuh dengan asam sulfur yang mematikan.

3. Tertutupi oleh lapisan tipis batu-batuan, Merkurius adalah sebuah bola besar yang terbuat dari besi dan mempunyai gaya tarik yang kuat untuk planet seukurannya.

4. Magnet yang paling kuat di jagad raya adalah Magnetar, suatu bintang neutron yang langka. Sampai saat ini baru ditemukan 10 penemuan Magnetar.

5. Matahari kita sangat jauh jaraknya sehingga jika bahan bakarnya telah habis, kita tidak akan menyadarinya sampai 8 menit kemudian.

6. Planet Merah, Mars, tidak mempunyai lapisan ozon dan tidak memiliki pelindung apapun terhadap sinar ultra violet. Hal ini membuatnya tidak dapat ditinggali oleh manusia.

7. Dengan meneliti meteorit-meteorit yang ditemukan di Bumi, kita dapat mengetahui bahwa umur Planet Bumi adalah 4,6 milyar tahun.

8. Planet Jupiter berputar pada porosnya (berotasi) dengan kecepatan yang menakjubkan sehingga menimbulkan angin dengan kecepatan ratusan mil per jam di atmosfernya. Kayak gasing gan !!! (bumi kita kan berotasi 24 jam jadi siang 12 jam malam 12 jam, kalau jupiter siang malamnya gimana tuh?)

9. Planet Saturnus adalah sebuah bola raksasa yang terbuat dari gas, sehingga planet ini dapat mengapung di atas air.

Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1618609




Wujud BADAI Kalau dilihat dari Stasiun Luar Angkasa

Di posting kembali dari milis mediamusliminfo … “AWAN pun BERTASBIH”
Di bawah ini adalah beberapa foto badai yg diambil dari “International Space Station” selama beberapa tahun belakangan ini :

Badai Ike masih dalam kategori 4 pada tgl 4 September 2008 saat foto ini diambil dari International Space Station ( ISS ), 220 mil diatas bumi. Badai musiman ketujuh ini mengacaukan pertengahan samudera Atlantik dengan kecepatan 120 mil per jam sampai dengan 145 mph.

Pandangan jarak dekat dari pesawat ulang-alik Atlantis pada 18 September 2006 memberikan gambaran luarbiasa mata dari badai Gordon. Diperkirakan kecepatan badai 80 mph sampai dengan 90 mph. … Dan Masih Banyak Lagi

Foto ini menunjukkan mata badai Ivan yg terlihat dibalik panel surya International Space Station. Salah satu badai terkuat ini terlihat sedang beraksi di perairan barat Karibia dengan kecepatan angin mencapai 160 mil per jam.

Pada tgl 12 September 2003, instrumen imaging satelit Nasa – Terra mengambil gambar Badai Isabel di timur laut kepulauan Lesser Antilles. Pada saat itu Isabel sudah mencapai kategori 5 dengan kecepatan angin maksimum hampir 160 mph.

Ini adalah foto badai Felix yg diambil dari ISS pada tgl 3 September 2007. Badai ini terlihat di perairan timur Honduras dengan kecepatan angin 165 mph sehingga termasuk kategori 5 dlm skala Saffir-Simpson.

Gambar badai Catarina ini diambil pada 27 Maret 2004 oleh kru Ekspedisi 8 ISS. Badai ini terlihat baru saja mendarat di provinsi Catarina – Brazil Selatan (maka dari itu badai ini akhirnya disebut Badai Catarina).

Pemandangan dari “mata” badai Ivan pada tgl 15 September 2004. Ketika itu kecepatan angin sudah mencapai 135 mph saat sang badai mendekati pantai Alabama – USA. Foto ini diambil pada ketinggian 230 mil.

Gambar badai Wilma ini diambil pada tgl 19 Oktober 2005 oleh awak stasiun luar angkasa Nasa saat melintas pada ketinggian 222 mil diatas permukan bumi. Pada saat itu badai Wilma memegang rekor sebagai badai terkuat di Atlantik dengan kecepatan angin mencapai 175 mph. Wilma sedang terlihat di laut Karibia, 340 mil tenggara Cozumel, Mexico.

Pemandangan badai Ivan memenuhi foto ini yg diambil diatas wilayah utara teluk Mexico pada Rabu sore, 15 September 2004.

Gambar dari badai Epsilon yg diambil kru ekpedisi ke-12 ISS pada tgl 3 Desember 2005.

Badai Ivan, salah satu badai terkuat, difoto pada hari Sabtu 11 September 2004 oleh Astronot Edward M. Fincke dari luar jendela Stasiun Angkasa International.

Gambar close-up dari mata badai Isabel pada tgl 15 September 2003 dari atas International Space Station (NASA)

Gambar mata badai Isabel lagi, saat badai ini berubah menjadi kategori 5 dengan membawa angin berkecepatan 160 mph – 13 September 2003.

Badai Douglas pada tgl 23 Juli 2002. Saat itu Douglas kembali ke status 1 saat dia mulai bergerak meninggalkan wilayah Baja California Peninsula. Foto ini diambil melalui “Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS)” di satelit Terra.

Ini adalah gambar badai Ivan pada tgl 11 September 2004. Difoto oleh ilmuwan Nasa di ISS. Saat itu Ivan berada di wilayah barat perairan Karibia.

MODIS instrumen diatas satelit Aqua milik Nasa berhasil menagkap gambar badai Isabel saat berada di wilayah utara Puerto Rico dan sedang membawa hembusan angin dengan kecepata maksimum mencapai 155 mph.

Gambar detail dari mata badai Isabel yg terlihat dari ISS, 15 September 2003.

Ini pemandangan saat ISS melewati badai Frances pada tgl 2 September 2004.

Pemandangan dari badai Isabel dari ISS. Pada saat itu Isabel berubah menjadi badai kategori 5 dengan muatan angin berkecepatan 160 mph - 13 September 2003.

Gambar dari badai Kate pada tgl 4 Oktober 2003. Saat gambar diambil Kate membawa angin dengan kecepatan 115 mph dan bergerak ke arah barat dengan kecepatan 12 mph.

Pemandangan indah dari ketinggian ini mengabadikan badai Emily pada tgl 16 Juli 2005. Stasiun Luar Angkasa Nasa mengambil foto ini pada saat berada di teluk Mexico dan sepertinya sedang bergerak kearah barat menuju terbitnya bulan. Emily pada saat itu masuk dalam kategori 4 dengan kekuatan angin mendekati 155 mph dan bergerak dari barat ke barat laut melalui perairan Karibia.

Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1239563




Venus: Planet Rumah Kaca

Planet Venus

Planet Venus

Mungkin akhir-akhir ini anda sering mendengar tentang pemanasan global atau global warming. Ya, pemanasan global ini adalah kenaikan temperatur rata-rata di permukaan bumi selama beberapa dekade belakangan ini. Ya, selama dekade belakangan ini suhu rata-rata di permukaan bumi mengalami anomali dengan meningkatnya suhu rata-rata.

Hanya beberapa daerah saja di muka bumi ini yang justru rata-rata suhu permukaannya turun kebanyakan di daerah lautan. Pemanasan global ini disebabkan oleh banyaknya gas-gas rumah kaca (greenhouse gas) yang akhir-akhir ini dilepaskan ke atmosfir akibat aktivitas-aktivitas manusia (yang kebanyakan adalah pembakaran bahan bakar berbasis hidrokarbon).

Gas-gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfir dari aktivitas-aktivitas manusia tersebut adalah: gas CO2 (karbon dioksida), N2O (dinitrogen monoksida), CFC (kloroflourokarbon) dan CH4 (metana). Penebangan hutan yang terjadi di mana-mana turut memperparah terjadinya pemanasan global.

Sebenarnya uap air juga merupakan gas rumah kaca. Namun uap air (yang kebanyakan berasal dari sumber-sumber alami) tidak memberikan kontribusi positif terhadap pemanasan global.

Omong-omong tentang pemanasan global, ada satu tempat di tata surya kita, di sebuah planet yang merupakan tetangga kita yang merupakan tempat di mana pemanasan globalnya benar-benar dahsyat yaitu: Planet Venus!

Ya, planet yang berabad-abad diasosiasikan dengan kaum wanita ini karena planet ini kalau dilihat dari Bumi dengan menggunakan teleskop benar-benar terlihat ‘mulus’ dan tidak bopengan penuh dengan kawah-kawah seperti di Bulan ataupun Merkurius ataupun Mars.

Padahal wanita juga banyak sekali yang nggak mulus loh! Padahal planet ini terlihat ‘mulus’ karena yang terlihat adalah awan dan atmosfir Venus yang ekstra tebal yang sangat kaya dengan CO2 (>95%). Sangking tebalnya sehingga awan dan atmosfir Venus ini menutup daratan planet ini yang sebenarnya juga bopengan.

Karena atmosfir Venus sangat kaya dengan CO2 dan juga karena ketebalannya, maka tak ayal lagi planet ini layak dinobatkan sebagai rajanya ratunya planet pemanasan global di tata surya kita.

Suhu permukaan planet ini adalah >460°C ( >860°F) padahal planet yang paling dekat dengan Matahari yaitu Merkurius yang mendapat energi/panas matahari 4 kali dari planet Venus, suhunya pada siang hari (sisi yang menghadap matahari) panasnya hanya kira-kira 420°C (790°F).

Hal ini berarti bahwa Venus merupakan planet yang terpanas permukaannya di antara planet-planet lain di tata surya kita. Suhunya pada malam hari juga tidak berbeda jauh, ini karena panas dari tempat yang menghadap matahari di bawa oleh angin di bagian bawah atmosfir ke bagian yang malam hari.

Para ahli mengatakan kemungkinan zaman dahulu atmosfir Venus menyerupai atmosfir Bumi karena dahulu cukup banyak air di permukaan Venus. Namun karena air ini menguap dan banyak yang hilang ke angkasa maka mulailah efek rumah kaca yang memicu pemanasan global yang terjadi pada planet itu hingga saat ini.

Neraka di Venus ini diperparah dengan tekanannya yang sangat besar. Jikalau di Bumi, tekanan pada ketinggian di permukaan laut adalah sebesar 1 atmosfer (semakin tinggi elevasi semakin berkurang tekanan atmosfer) maka di Venus tekanan di permukaan planetnya adalah kira-kira sebesar 90 atmosfer! Dua wahana antariksa milik (bekas) Uni Soviet yaitu Venera 13 dan Venera 14 adalah satu-satunya wahana buatan manusia yang ‘nekad’ mendarat di permukaan Venus yang ganas itu di tahun 1982.

Venera 13 bahkan sempat mengirimkan foto permukaan Venus seperti foto di atas. Foto tersebut adalah satu-satunya foto otentik permukaan Venus yang pernah diambil oleh manusia.

Dengan keadaan planet Venus yang panas membara dengan tekanan udaranya yang ekstra besar, Venera 13 ‘hanya’ mampu bertahan selama kira-kira dua jam saja di planet tersebut sedangkan Venera 14 nasibnya lebih ‘kasihan’ lagi, hanya bertahan kurang dari satu jam saja. Sesudah itu kedua wahana antariksa itu hanya menjadi onggokan sampah saja di planet tersebut sampai saat ini…..

Nah, tentu planet Bumi tempat kita tinggal ini, tidak ingin bernasib sama dengan planet Venus ini. Pemanasan global harus dihentikan, sebab walaupun mungkin pemanasan global di Bumi belum separah di planet Venus, namun kenaikan suhu beberapa derajad Celsius saja, bisa menyebabkan melelehnya es di Antartika ataupun di Kalaallit Nunaat (Greenland) yang dapat menyebabkan daerah-daerah di pinggir pantai di seluruh dunia jadi tenggelam termasuk ibu kota kita Jakarta dan juga kota-kota besar lainnya…

Nanti kalau ibu kota kita tenggelam, ibu kota kita pindah ke mana dong?? Nanti jadi rebutan alias ribut lagi…..!! :mrgreen:





10 Foto Galaksi Yang Menakjubkan


1. THE SOMBRERO GALAXY

2. BLACK EYE GALAXY

3. 2MASX J00482185-2507365
OCCULTING PAIR

4. THE WHIRLPOOL GALAXY

5. GRAND SPIRAL GALAXY

6. SUPERNOVA 1987A

7. GALAXY NGC 1512

8. GALAXY NGC 3370

9. M81

10. HOAG’S OBJECT




Lele Raksasa Pemakan Manusia


Seekor ikan sejenis lele diduga telah bermutasi secara genetik menjadi berukuran sangat besar dan mengerikan. Ikan ini kini menjadi obyek penelitian para ilmuwan di Nepal dan India. Mereka khawatir ikan itu sudah membunuh beberapa orang setelah ‘merasakan’ mayat manusia.

Lele raksasa ini, biasanya disebut goonch, diduga tumbuh besar setelah mendapat makanan mayat-mayat manusia yang dibuang di sungai Great Kali, sungai di perbatasan Nepal-India, tempat ikan itu ditangkap.

Ikan yang telah bermutasi itu kini sedang dalam penyelidikan ahli biologi Jeremy Wade. Wade meneliti ikan lele raksasa itu untuk acara televisi dan akan ditayangkan stasiun televisi Five dalam waktu dekat.

“Penduduk lokal mengatakan kepada saya suatu teori bahwa monster ini telah tumbuh luar biasa besar karena makan sisa pembakaran mayat. Mungkin mereka merasakan nikmatnya daging manusia setelah memakan sisa-sisa mayat itu” ungkap Wade.

“Kemungkinan ada beberapa lele yang tumbuh lebih besar daripada yang lain dan jika Anda memberikan makanan lebih banyak lagi, maka mereka pasti juga akan tumbuh lebih besar lagi” katanya.

Awalnya, Wade mengira bahwa buayalah yang memakan sisa-sisa mayat tersebut. Namun, teori itu berubah setelah dia mengalihkan perhatian pada goonch, salah satu jenis ikan air tawar terbesar di dunia.

Dia lantas menangkap seekor di antaranya yang diperkirakan berbobot 55 kg dengan panjang hampir 2 meter. Berat dan ukuran ini bisa disebut rekor dunia karena jauh lebih berat dan lebih besar dari ikan-ikan lele yang pernah tertangkap sebelumnya. “Jika ikan ini menangkapmu, kamu tak akan bisa lolos”, sahutnya.

Selama bertahun-tahun, penduduk di sepanjang Great Kali yakini ada monster menakutkan yang bersembunyi di sungai yang mengalir di perbatasan India-Nepal ini.

Hanya saja, mereka menganggap monster ini selalu bergerak di sepanjang aliran sungai dan mengincar orang-orang yang mandi di sungai itu. Tahun lalu, remaja 18 tahun dari Nepal hilang setelah diseret ke dalam sungai oleh sesuatu yang digambarkan sebagai ‘babi yang bentuknya panjang’.

Korban pertama serangan goonch ini diperkirakan seorang pemuda berusia 17 tahun yang juga berasal dari Nepal. Dia tewas setelah mandi di sungai itu, April 1988 silam.

Para saksi mata mengatakan, mereka menyaksikan pemuda itu seperti ditarik oleh sesuatu yang kuat ke dalam sungai. Tiga bulan setelah kejadian itu, seorang anak kecil diseret ke dalam air, sementara ayahnya hanya bisa melihat tak berdaya

goonch01

goonch05

Versi Lainnya dari Lele Raksasa Pemakan Manusia

goonch02

Great Kali Gandaki River adalah sebuah sungai yang berada di perbatasan antara India dan Nepal. Alirannya bersumber dari sumber air di Pegunungan Himalaya di ketinggian 3600 mdpl.

Keindahan sungai ini sudah tak perlu diragukan lagi. Sayangnya suatu Legenda menakutkan tentang monster pemakan manusia, menghantui desa-desa yang berada di kawasan ini. Membuat penduduk enggan mandi ataupun bermain di sekitar sungai itu.

Kejadian pertama yang mengawali teror ganas dari mahluk penghuni sungai itu terjadi pada bulan April tahun 1988. Seorang pemuda Nepal ketika baru saja masuk ke dalam sungai, langsung ditarik oleh “sesuatu” dan lenyap begitu saja.

Tiga bulan berselang, seorang anak laki-laki yang sedang mandi di Sungai Kali bersama ayahnya, tiba-tiba di serang dan di seret kedalam air. Si ayah hanya bisa berteriak dan tak dapat melakukan apa-apa.

Setelah itu, kejadian seperti ini terjadi berulang kali hingga menghantui para penduduk yang tinggal di sekitar aliran Sungai Kali. Bahkan beberapa tahun belakangan ini, laporan tentang hilangnya penduduk yang mandi di Sungai Kali semakin meningkat.

Penduduk bingung dan mulai berargumentasi tentang jenis mahluk yang tinggal di situ. Beberapa penduduk percaya ada sekumpulan buaya yang hidup di sungai itu. Namun setelah diselidiki, ternyata tidak ada komunitas buaya yang hidup di daerah itu.

Terakhir, pada tahun 2007, seorang pemuda Nepal berumur 18 tahun yang sedang berenang di sungai itu ditarik oleh monster misterius dan lenyap begitu saja dari permukaan air. Menurut saksi mata yang menyaksikan kejadian itu, bentuk monster itu seperti babi berukuran sangat besar.

Goonch Fish, Lele Kanibal

Rasa penasaran penduduk akhirnya terjawab ketika seorang ahli biologist dari Inggris bernama Jeremy Wade melakukan penelitian di Sungai Kali dan menemukan jawaban yang mengejutkan.

goonch03

Wade menemukan kenyataan bahwa monster pemakan manusia itu ternyata adalah sejenis ikan lele raksasa (Giant Cat Fish) yang telah mengalami perubahan DNA karena sering memakan mayat yang dihanyutkan ke sungai setelah terlebih dahulu dibakar dalam acara ritual pemakaman tradisional masyarakat setempat yang dikenal dengan nama Ritual Bagmati.

“Ikan jenis ini merupakan jenis ikan endemis sungai ini. Namun, karena telah puluhan tahun menyantap daging mayat yang dihanyutkan melalui sungai, ikan ini berubah secara genetik menjadi jauh lebih besar dari ukuran sebenarnya.

Mereka menjadi ketagihan, dan mulai menjadikan daging manusia menjadi menu utama. Jadi jika lama tidak ada ritual pemakaman, ikan ini menjadi ganas dan menyerang manusia,” Wade menjelaskan.

Dalam penelitiannya, Jeremy Wade juga berhasil menangkap seekor ikan lele pemangsa daging manusia dengan ukuran 1,8 meter dan berat berkisar 73 kilogram.

Menurut Wade jika ikan dengan ukuran sebesar itu ketika menyerang manusia di dalam air, maka sedikit sekali kemungkinan korbannya untuk menyelamatkan diri. Wade lalu menamakan ikan lele raksasa itu dengan nama Goonch Fish.

Perjalanan penelitian Jeremy Wade saat menyelidiki ikan lele pemakan manusia di Sungai Kali Dakali telah di dokumentasikan dan akan ditayangkan perdana pada tanggal 21 Oktober nanti di salah satu stasiun televisi Inggris (Channel 5) dengan judul “Monster Air Pemakan Daging Manusia”.

Pemangsa dari Huadu’s Furong

Bukan hanya di Sungai Mekong saja terdapat jenis ikan lele raksasa. Baru-baru ini di Waduk Huadu’s Furong-China, terjadi kegemparan. Selama ini, dalam setahun selalu saja terjadi beberapa kasus orang tenggelam dan hilang secara misterius di waduk itu.

Namun akhirnya misteri itu terjawab sudah. Penduduk setempat berhasil menangkap seekor ikan lele raksasa yang ukuran panjang badannya mencapai 3 meter dan lebar kepala berkisar 1 meter. Gilanya lagi, ketika masyarakat membelah perut ikan itu, mereka menemukan “sisa-sisa” seorang lelaki di dalam tubuh ikan itu..

Namun karena pemerintah lokal khawatir insiden ini akan berdampak pada kepariwisataan daerah itu, mereka berusaha keras agar peristiwa itu tidak terpublikasi secara luas. Tapi beberapa turis sempat datang dan mengabadikan gambar ikan lele pemangsa manusia dengan ponsel mereka.

Beberapa kalangan beranggapan ikan ini adalah ikan jenis Waking Catfish atau clarius batrachus (ikan lele berjalan). Namun belum ada yang dapat menjelaskan bagaimana mungkin ikan lele yang berukuran centimeter bisa menjadi begitu besar.

Saat ini masyarakat lokal maupun turis asing tidak diperbolehkan berenang di Waduk Huadu’s Furong. Orang banyak memperkirakan masih ada ikan sejenis yang hidup di waduk itu, siap memangsa orang yang berenang di situ.

Raksasa Sungai Mekong

Sungai Mekong yang merupakan salah satu sungai utama di dunia banyak menyimpan berbagai jenis ikan-ikan raksasa. Sungai Mekong merupakan sungai terpanjang ke-12 di dunia, dan ke-10 terbesar dalam volume (melepas 475km³ air setiap tahunnya), dia mengisi wilayah seluas 795.000 km² dari Tibet dia mengalir melalui China provinsi Yunnan, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam.

Semua kecuali China dan Myanmar masuk kedalam Komisi Sungai Mekong. Karena variasi musim yang sangat berbeda dalam aliran dan adanya “rapid” dan air terjun membuat navigasi sangat sulit.

Menurut para peneliti, sungai ini adalah rumah dari berbagai jenis ikan raksasa air tawar. Yang paling terkenal adalah Mekong Giant Cat Fish. Jenis ikan lele raksasa ini memang hidup disepanjang aliran Sungai Mekong yang melintasi beberapa negara di Asia tersebut.

Pada tahun 2005, seorang nelayan Muangthai menangkap ikan lele raksasa sebesar beruang Grizzly di Sungai Mekong. Ukuran ikan ini berkisar 2,7 Meter dengan berat mencapai 646 pon.

Memang penangkapan ikan lele berukuran raksasa di Sungai Mekong bukanlah hal yang aneh. Sudah berulang kali nelayan setempat mendapatkan ikan lele berukuran raksasa di sungai itu. Namun sepertinya belum ada yang menyamai ukuran ikan lele yang ditangkap nelayan Muangthai tersebut.

Bukan Pemangsa

Berbeda dengan kasus di Sungai Kali di Nepal dan Waduk Huadu’s Forung di China, tidak ada laporan yang menyebutkan bahwa ikan lele raksasa di Sungai Mekong adalah pemangsa manusia.

IUCN (International Union for Conservation of Nature), sebuah badan dunia yang bergerak di bidang konservasi sumberdaya alam telah menyimpan dan memasukkan data keberadaan ikan lele raksasa dari Sungai Mekong sebagai jenis satwa air yang langka dan menuju kepunahan.

Jenis ikan lele raksasa ini, juga telah menarik perhatian WWF (Worl Wildlife Fund) dan National Geografic Society. Kedua organisasi ini sedang bersama-sama menyusun rencana perlindungan terhadap jenis ikan itu.

Memang menakutkan jika kita membayangkan keberadaan raksasa-raksasa air tawar pemangsa daging manusia tersebut. Kita sekarang tentu akan menjadi was-was jika berenang di sungai maupun danau air tawar.

Namun pertanyaannya adalah bagaimana mereka bisa menjadi kanibal dan doyan makan manusia. Apakah mereka yang mengganggu manusia, atau malah manusia yang mengusik habitat mereka..?

goonch04




Powered by Blogger